/1/
Saat aku mencatat dan mulai bekerja,
kau nikmati punggungku yang berlalu sembari mulai menghubungi nomor-nomor yang
kau samarkan.
“Hallo, sayang.”
Tiba-tiba tubuhmu telanjang dan
menggeliat-liat karena seekor anjing merubung kelaminmu. Dan langit-langit
kamar, juga dindingnya, merekam keringat dan sauh yang tertelan di mulutmu.
: saat itu kau tak ingat diriku
/2/
Rasa sakit itu meledak juga. Seperti
napsu dan perih batin di silet-silet.
Membayangkanmu, tubuhmu, dan sebuah
perselingkuhan manis di sebalik mataku.
Tapi rambut dan tiap sentimeter
tubuhku menghafal namamu,
Mengendus amis yang bukan milikku.
“Mulutmu bau amis penis, sayang.”
Kau menangis. Aku juga. Meski aku
tak perduli
/3/
Kudapati aku mengangkangi pelacur
dengan dada dan selakangan yang seribu kali lebih bagus dari kau, sayang.
: saat itu aku tak ingat dirimu
2011
Citra D. Vresti Trisna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar