Kamis, 20 Oktober 2011

Pil Koplo dan Tanya Sedih


untuk kematian yang menjelang tiba, gelas diangkat. disusunnya sebuah peta sampai ke beranda rumah yang terselip diantara lorong dan gang-gang buntu tempat pil koplo dijual murah
kusaksikan wajah letih dan berpuluh kenang yang tiba-tiba berharga. mengitari dinding ingatan untuk kembali di sanjung, dinyanyikan seperti kunang-kunang yang pamit

lalu di sebuah pagi yang badai, hujan menampar dedaun sampai ke atap: kau pulang dengan doa yang rukun dari kubangan tampat kita yakin bila dosa adalah kawan paling setia.

“dosa juga sebuah cara untuk setia memuji keagungan tuhan.” tukasmu.
ada banyak tanya di kepalaku
yang selalu ingin kujawab sendiri tanpa harus kau yang meminta penjelasan dengan cara paling sepi. Pertanyaan itu untukmu sendiri, kau jawab sendiri,
dengan mati.

pil koplo, dengan tanya sedih
sebuah peta: yang tak satupun tau dimana muaranya

Purabaya, Oktober 2011
Citra D. Vresti Trisna

5 komentar:

Yayag YP mengatakan...

Semoga tidak tersesat mas.
Cukup diliat dari jauh saja.

Citra D. Vresti Trisna mengatakan...

Saya sudah jauh menyambanginya, sudah tersesat, hanya saya yang selamat. Mungkin dengan hal itu, kita tau arti kata: jalan lurus tanpa perlu ceramah dari pemuka agama yang menjemukan.

Yayag YP mengatakan...

Alhamdulillah kalau sudah bertolak kau darinya mas.
Gak banyak yg bisa memilih dan kembali pulih.
Tetaplah mengingat saat kau diperkenankan memiliki pilihan yang benar.

Anonim mengatakan...

tunjuk angkasa
biarkan semua bertanya..

zahraa mengatakan...

kembali pada Tuhan :)
kunjungan balik. salam kenal :)

Posting Komentar